Search This Blog

Friday, September 15, 2023

Kita Tumbuh

 

Vincit qui se vincit adalah sebuah pribahasa latin yang mungkin sebelumnya belum atau sudah kamu dengar. Mereka yang mampu, mereka yang memenangkan pertarungan adalah mereka yang mampu menguasasi dirinya sendiri. Semakin hari semakin panjang cerita dan hal yang kita lalui. Dengan segala macam usaha dan rintangan yang berdatangan pada akhirnya setiap pagi kita selalu tersenyum dan bergumam " Yang kemarin ternyata lewat juga". 

Aku yang saat ini membaca tulisan ini mungkin adalah salah satu yang mengalami deverifikasi lembaran cerita hidup yang kedepannya akan lebih panjang lagi. Aku yang pada akhirnya didewasakan oleh keadaan tentang apa yang aku usahakan tak selamanya berjalan mulus, tentang apa yang aku inginkan mungkin tidak selamanya aku dapatkan, tentang aku yang mulai paham bahwa sejatinya datang dan hilang adalah hal yang harus ditoleransi karena memang hakikat hidup memang demikian. 

Kita Tumbuh...

Kita mulai beranjak keluar dari rumah masing-masing, mulai bertanya ini arah nya ingin kemana. Bagaimana aku harus bisa lebih baik dari aku yang kemarin. Apakah aku bisa keluar dari zona nyaman dan merubah sedikit jalan yang aku tempuh. Toh bukankah hidup ini lebih berwarna dengan sedikit tantangan? 

Namun, satu hal yang aku pelajari pada akhirnya kita hanya bisa berjalan dikaki sendiri, bahkan orang terdekat yang tidak pernah terfikirkan untuk pergi dan pasti selalu ada akan selalu disini. Karena manusia tengah berjuang dijalannya masing-masing. Siapalah kamu yang meminta mereka semua untuk tetap ada? Pada akhirnya ternyata belajar tidak ada habisnya karena dipertarungan kehidupan tidak semua terfasilitasi dan didukung . Kita yang terpilih untuk berdiri dikaki sendiri bukankah sebuah privilage juga ? Privillage nilai diri yang lebih tangguh.

Kita Tumbuh...

Perlahan mulai menemukan tujuan dan berusaha untuk menggapainya. Perlahan terbiasa tidak bisa memaksakan kehendak karena kita hanya manusia. Perlahan mulai tersenyum sendiri, berusaha untuk selalu positif bahwa semua yang diusahakan mustahil mengalami kegagalan. Mungkin gagal direncana awal namun setelahnya ternyata tersimpan hal yang tak terduga yang ternyata lebih indah. Jadi apa yang ditakutkan ? 

Yang pasti bukan soal emosional diri yang mengalami pasang surut, tapi tentang tumbuh itu memang begini. bukan hanya kamu yang mengalami. Fase ini dihapai oleh setiap orang. keluh kesah dan usahanya yang membedakan. Semoga dalam fasenya kamu fase si "tangguh" itu. Janji ya ?

Bagaimana Langkah Selanjutnya?

Berusaha untuk tetap semangat dalam hidup adalah hal yang penting untuk menjalani kehidupan dengan positif dan produktif. Ini Langkah kamu selanjunya :

·       Tetapkan Tujuan Yang Jelas

Menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dapat memberi kamu fokus dan arah dalam hidup. Ini membantu kamu tetap termotivasi untuk mencapai apa yang kamu inginkan.

·       Bangun Kebiasaan Positif

Kebiasaan positif seperti olahraga, meditasi, membaca, atau menjalani gaya hidup sehat dapat membantu meningkatkan energi dan semangat kamu.

·       Jaga Kesehatan Fisik dan Mental

Kesehatan fisik dan mental yang baik sangat penting. Pastikan kamu tidur cukup, makan makanan bergizi, dan kelola stres dengan baik.

·       Tetap Belajar

Menjaga diri kamu terus belajar dan berkembang dapat membuat hidup kamu lebih menarik. Baca buku, ikuti seminar, atau cari tahu hal-hal baru yang kamu minati.

·       Jadilah Fleksibel

Hidup seringkali penuh dengan perubahan dan tantangan. Jika kamu dapat beradaptasi dan tetap fleksibel dalam menghadapinya, semangat kamu akan tetap kuat.

·       Berikan Waktu Untuk Diri Sendiri

Luangkan waktu untuk merenung, meresapi pencapaian kamu, lihat kamu sudah sejauh ini!dan merencanakan langkah berikutnya. Ini membantu kamu mempertahankan semangat.

·       Terlibat Dalam Aktivitas Yang Diikmati

Melakukan hal-hal yang kamu cintai dan nikmati akan membuat kamu merasa lebih bahagia dan termotivasi.

·       Kenali Dan Kelola Rasa Takut Dan Keraguan

Kenali apa yang membuat kamu takut atau ragu-ragu, dan berusaha untuk mengatasi rasa tersebut. Bekerja dengan seorang terapis atau konselor juga bisa membantu.

·       Ingatkan Diri Akan Visi dan Nilai

Terkadang, mengingatkan diri sendiri mengapa kamu melakukan apa yang kamu lakukan dapat memberi semangat tambahan.

·       Hadapi Rintangan Dan Kekecewaan Dengan Bijak

Rintangan dan kekecewaan adalah bagian alami dari hidup. Yang penting adalah bagaimana kamu meresponnya. Belajar dari pengalaman buruk dan terus maju.

Baca Juga : Yang Struggling Bukan Cuman Kamu!

Ingatlah bahwa semangat dalam hidup bisa naik dan turun, dan itu adalah hal yang normal. Yang penting adalah memiliki alat dan strategi untuk mengatasi masa-masa sulit dan tetap fokus pada tujuan dan nilai.

Friday, May 19, 2023

Yang Struggling Bukan Cuman Kamu!

 



Hai It's Been a While!

Jadi gimana Quarter life crisis nya? 

Baru masuk prolog aja udah ditanyain gitu ya.. Hahaha maaf, Anyway, Blog kali ini aku pengen bahas  yang santai-santai dengan bahasa yang ga formal juga. Yaa walaupun pembahasannya bakal sedikit berat. Tapi, sebelum masuk kepembahasaan aku pengen kasih beberapa quotes yang sebenarnya amat sangat relateable buat kita semua yang lagi struggling. 

"Berbuat untuk sebuah harapan, yang tidak lagi dikeluhkan tetapi diperjuangkan" - Najwa Shihab-

" The struggling of my life created empathy,  I could relate to pain, being abandoned, Having people not loving me" -Oprah Winfrey-

 "You're already acclompished the hardest part, so keep building, keep working on your self" -Najwa Zebian-

"You are a CEO of your destiny " -Anonim-


Baca Juga : Penerimaan Diri & Toxic Positivity 


Dan sebenarnya, masih banyak lagi quotes lain yang ngomongin seputar struggling, kehidupan, dan lain-lain. Tapi dari banyaknya kata-kata bijak seperti ini sadar gasih semuanya itu tertuju pada satu subjek kunci yaitu " Diri kita sendiri". Jadi, Mau serumit apapun suatu permasalahan, seberapa banyak pun yang bantu kalau kita ga bisa help ourselves, jawaban nya ya tetap gabisa.


Kita Ada diposisi struggling karena apa ?

Dalam proses berjuang, ada banyak aspek yang kita lalui. Ada yang struggling dalam hal pendidikan, ekonomi, keluarga, karir, dan banyak hal. Biasanya, cenderung orang selalu menjadikan orang lain yang sudah ditahap itu duluan,sebagai pengukur kinerja nya, Nah, Hal ini ada dua pandangan tergantung kita menyikapinya. Ada yang bisa ngambil sisi positif dengan dijadikan motivasi dan ada juga yang justru bukannya termotivasi malah hopeless sama pencapaian orang lain.

Jadi, aku pernah dengar orang ngomong yang bilang kalau " Focus on the step in front of you, Not the entire staircase" yang maksudnya perjuangan itu ibarat anak tangga, it's better buat kita untuk maju ke anak tangga yang selanjutnya, gaperlu ngeliat berapa tangga yang udah dilewatin atau berhenti sejenak buat sekedar ngomong " Oh masih banyak ya tangga nya, oh masih tinggi ya, sampai ga ya keatas, dll" Itu salah banget. Fokus dianak tangga yang bakal jadi step selanjunya kamu!

One things yang mulai aku jadiin habit baru dan menurut aku sengaruh itu sekarang adalah sering main atau sekedar diskusi online sama orang yang udah sukses duluan misal sukses dalam karir, dalam pendidikan, atau hal apapun. Dimana ketika mereka cerita aku selalu menanamkan " oh ternyata sebelum dia ada diposisi ini, dia perjuangannya ga semudah hal-hal baik yang dia Up ke publik" karna pada dasarnya siapapun pasti nge-Up hal yang bahagia nya aja dong. Karna buat apa struggling dia dibelakang jadi konsumsi publik? Jadi, keep breathing, bahwa jalan orang juga sama dengan porsi masalahnya masing-masing. Dan bisa jadi ketika dia sukses disatu bidang, tapi bidang lain kamu lebih beruntung dari dia. We never know


Baca Juga : Peer Pressure


Pada akhirnya, ini tentang kita dan diri kita sendiri

Aku tidak bisa menstreotype orang untuk pasti bisa diposisi tidak membanidngkan karena pada dasarnya manusia fitrahnya selalu " Karena ngeliat posisi dia dan orang lain" Tapi, Perlu disadari bahwa, pada akhirnya apapun yang terjadi, diperjuangkan dalam hidup at the end cuman bagaimana kita menjadi penentu  our destiny.. Kenapa kita harus peduli dengan orang mencapai titik yang mana? Toh, terkadang sekecil bidang dan titel pun maasing-masing orang berbeda.

Didalam sebuah buku yang berjudul "Welcome Home" karya nya Najwa Zebian ada satu halaman yang aku ingat  intinya dia ngomong . Kadang-kadang kita sebagai manusia terlalu menuntut untuk punya atau menunggu seseorang untuk unveil me, save me, etc. Tapi kebenaran yang harus diterima adalah orang juga sibuk menyelamatkan diri masing-masing. Tapi kabar baik nya, disaat kita ingin lepas dari struggling dengan menyelamatkan diri sendiri kita bebas mau jadi seperti apa tanpa perlu didikte orang lain. Ketika kita mengandalkan dan jadi diri kita sendiri kita ga perlu sembunyi dan  jadi kita yang apa ada nya.

Jadi, stop wasting our time buat terus terjebak dizona itu. Dan mulai berfikir praktis se-sederhana "kalau dia bisa kenapa aku engga? " Ibaratnya kalau kita makan nunggu dibuatin, dibeliin, dikasihanin orang dan lain-lain yang sama kita pasti bakal kenyang. Tapi cuman untuk melepas kenyangnya aja. Beda dengan kita yang mikirin mau makan apa, kehigenisannya, dan lain -lain plusnya kita lebih tau kadar gizi yang kita dapat padahal dua-dua nya sama. Sama-sama bikin kenyang tapi segala sesuatu yang didapat dari keluar zona  nyaman, bekerja keras dan ga stuck ditempat. Pasti ada hasilnya, mau akhirnya baik atau tidak kita minimal tau dibanding ga gerak sama sekali yang sudah pasti hasilnya nihil. Dan segala sesuatu yang didapat dengan proses pasti bakal selalu ada plus nya.

 Tetap Semangat ya !!❤

 


Image by : Mattblease-studio





Friday, March 24, 2023

Penerimaan Diri & Toxic Positivity

 

Kata "Bahagia" dan bagaimana cara mengekspresikannya terdengar spele dalam kehidupan sehari-hari. Tapi tahukan Anda, menurut Martin Seligman mantan presiden American Physicological Assosiaction mengungkapkan bahwa sebenarnya penelitian tentang kebahagiaan dalam pyschologi sangat sedikit. 

Diera generasi Z kata "Self acceptence" menjadi lebih sering dikenal seiring dengan banyaknya isu-isu kesehatan mental yang dialami, Akhirnya muncul suatu domain tentang well being, Dengan menegakkan isu-isu seperti stop insecurity, being alpha, yang pada akhirnya berujung terhadap " Toxic Positivity" Sebenarnya, apasih penerimaan diri tersebut? dan kenapa kita harus memahaminya? serta apa itu toxic positivity dan kaitannya dalam penerimaan diri? Simak ulasan berikut ini 

Baca Juga : Peer Pressure

Pengertian Toxic Positivity

Toxic Positivity adalah perasaan disfungsional yang tidak mengakui perasaan negatif. Artinya, seorang dengan toxic positivity selalu memandang hal dengan pemikiran yang positif meski terkadang hal tersebut sudah jelas merupakan hal yang negatif.

Hal ini sering juga dikaitkan dengan seseorang yang selalu menerima apapun yang terjadi. Meski demikian hal ini terdengar baik. Namun terkadang menjadi dorongan bagi seseorang untuk selalu menerima segala hal. Sehingga membuat orang dapat berlaku mengikuti stimulus yang negatif.



Sensitivitas slogan dalam toxic positivity

Dalam menjalankan hidup yang kian hari makin banyak tantangannya. Terkadang pilihan terbaik adalah tetap berfikir tenang dan menjalankannya dengan penuh keyakinan. Sampai ada yang mengatakan fikiran positif akan mendatangkan hal yang positif, Tetap semangat dan jangan takut gagal, dan ketika dihadapkan dengan orang yang berbuat salah pemikiran kita tetap mengambil sisi baik dari hal tersebut.

Slogan-slogan seperti ini dalam artian tertentu justru dapat memicu sikap toxic positvity yang justru akan menambah pemicu stress yang berkali-kali lipat karena proses memendam emosional yang berkepanjangan. Ketika frustasi dalam jangka panjang tanpa adanya alternatif penyelesaian justu positivity bukannya menjadi hal yang baik namun menyulitkan penyelesaian.

Tanpa kita sadari, hal ini sepertinya sangat sering kita alami sehari-hari. Dalam hal ini tidak selamanya penerimaan diri dapat menjadi alternatif pilihan. Karena pada dasarnya individu berhak mengeksperikan rasa kecewa dan sedihnya . Dalam suatu studi dijelaskan bahwa orang yang memendam emosional berbahaya dalam fungsi kekebalan tubuh. 

" Decreased immune system function. depressed emotions can also affect mental health conditions, such as stress, anxiety, and depression.

Oleh sebab itu, tidak masalah jika mengeluarkan emosional namun tentunya dengan hal yang tidak berlebihan. Penerimaan diri memang suatu hal yang penting dan harus dimiliki oleh semua orang. Namun, harus selalu diingat bahwa ada naluri lain yang harus dipenuhi hasratnya sehingga kita bisa menyeimbangkan perasaan positif dan negatif dalam diri. atau secara sederhana tidak harus selalu berpura-pura ☺


Thanks for recommending & visiting !

More blogspot inspo : Sharing Session

Thursday, February 16, 2023

Peer Pressure



Hai Semuanya... ! It's been a long time....

Ini adalah blog pertamaku ditahun 2023 . Sedikit lama untuk memilih tulisan mana yang layak untuk dipublikasi mana yang tidak. Apakah setelah vakum cukup lama "iam not doing anything? jawabannya tidak. Justru terlalu banyak hal yang dikerjakan sampai lupa buat sharing ke semua pembaca. Mengenai hal tersebut aku pribadi minta maaf terutama buat semua pelanggan yang sudah menunggu tulisan random ini ☺

Melihat dari judulnya menurut aku satu tahun berlalu sangat cocok dirangkum dalam tulisan singkat dengan satu topik mengenai "Peer Pressure" Karna apapun yang terjadi belakangan ini bisa kita bahas secara singkat hari ini dan semoga ada hal baik yang bisa teman-teman pelajari. Therefore, without further ado let's start with " What peer pressure is"


Apa Itu Peer Pressure?


Mungkin sudah banyak teman-teman yang sudah pernah dengar atau baca apasih peer pressure itu?. Atau sedang mengalami peer pressure itu sendiri, sehingga perlu untuk membaca dan melihat seperti apa peer pressure orang lain dan gimana cara mereka menghandle peer pressurenya. 

Disalah satu webinar yang ditaja oleh Empowering Youth and Family Program, yang bertema "Peer Pressure" Dr. Maru Gonzalez mengatakan bahwa peer pressure sendiri adalah " Being pushed to make a right or wrong decision by one's peers" 

Atau secara singkat suatu perasaan emosional dimana kita mendapat tekanan dari orang-orang sekitar untuk melakukan sesuatu agar diterima dan dihargai didalam kelompok sosial. Sebenarnya, hal ini bisa berdampak positif namun bisa juga berdampak negatif baik secara mentally/ fisik jika tidak adanya keseimbangan antara menjadi diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan kelompok sosial.


Baca Juga : Tentang Para Pemikir


Kenapa Orang Bisa Terjebak Peer Pressure?


Sebelum masuk ke konteks, Beberapa waktu yang lalu ada kata-kata dari Najwa Zebian yang cuman 7 kata tapi kalau difikirin maksudnya bisa luas banget. disalah satu bukunya Najwa pernah bilang tentang
 " Never Apologize for Being Your Authentic Self" Terdengar biasa saja untuk satu kalimat motivasi bukan?

Tapi pada prakteknya sekarang terkadang kita sangat-sangat tertekan untuk sekedar authentic. Walhasil, disetiap kesempatan kita cuman disibukan untuk ngebentuk personal branding yang kalau difikir-fikir kita bukan fokus ngebentuk personal branding karna 'diri' tapi lebih kepada personal branding yang dibutuhkan masyarakat atau dilingkungan dimana kita tuju. Yang lucunya kita terkadang marah kepada diri sendiri karna tidak bisa memenuhi ekspektasi orang lain yang sebenarnya bukan tanggung jawab kita untuk itu.

Mungkin terdengar naif kalau zaman sekarang tidak ada yang memakai bentuk upaya agar diterima dengan tidak menyampul diri dengan sebaik-baiknya tanpa adanya extra not realself. Karna kalau mau dihargai disuatu zaman, Ya pada akhirnya kita harus ngikutin zaman.


Baca Juga : Personal Branding


Oke, kita lanjut ke fokus peer pressure yang konteks nya sudah sampai dititik bahaya untuk kesehatan mental bahkan fisik. Pada dasarnya peer pressure ini dibagi menjadi tiga tipe yaitu :

1. Positive (Perubahan yang baik)
2. Negative (Merugikan diri sendiri dan orang lain )
3. Direct (Perubahan yang dicari secara langsung )

Kalau pengen lebih tau penjelasan ketiga nya secara rinci teman- teman bisa searching ya..

Peer Pressure yang negatif ini yang banyak menjadi permasalahan bagi orang-orang sekarang.  Bisa kita lihat dari streotype orang-orang yang memandang generasi sekarang baperan, ga konsisten, gabisa underpressure, etc.. Sebenarnya, tidak bisa disalahkan sepenuhnya oleh generasi atas. Karna pada dasarnya zaman dan segala tuntutannya mengharuskan hal tersebut. Itulah kenapa semakin hari muncullah lingkungan yang toxic, mental-mental people pleasser , dan banyak lagi. Toh, dari awal cara manusia sekarang mencapai nya "Tidak lagi authentic ". Disaat tujuannya tidak tercapai banyak orang yang depresi bahkan sampai menyakiti dirinya sendiri.


How To Handle 

Ada banyak cara untuk menghandle diri sendiri untuk stop being perfect, stop menuhin ekpestasi orang lain akan diri. Tapi dalam hal ini aku pribadi memakai sistem yang namanya " Free Imaginary Cage" Dimana stop kasih imajinasi kalau misal nya aku seperti  X maka mungkin aku akan diperlakukan se istimewa X . Nah, The point is awal mula peer pressure itu terkadang dimulai dari diri kita sendiri. Jadi tolong keluar , stop ngasih effort kediri yang posisinya kita masih didalam " Imaginary Cage " Hanya karna sebuah validasi.

Tergantung diposisi apa kamu, dilingkungan pertemanan ? Ya berarti memang lingkungan kita yang salah karna lingkungan yang established justru dimulai dari kita yang beragam. Disaat mereka menilai kamu tidak kompeten dengan mereka, Maka kamu yang harus memikirkan ulang siapa yang sebenarnya bermasalah. Diri sendiri atau lingkungan? karena seharusnya mereka yang butuh banyak ilmu justru akan cenderung menerima perbedaan karena lingkungan seperti itu butuh banyak passion yang berbeda-beda. Oh, kita peer pressure dilingkungan pekerjaan? Ambil sistem orang Amerika , Lingkungan kerja cukup untuk datang- kerja - ambil gaji - pulang. Bukan tanggung jawab kita untuk menuhin ekpestasi senior atau lain sebagainya sekedar bisa eksis dilingkungan mereka. stop being people pleasser. Karna sesederhana orang tau value kita, kalau pada dasarnya dia respect ya di akan respect. 

Self Accaptence adalah hal inti dari semua ini. Balik lagi seperti yang tadi gimana mau nerima kalau apa-apa kita berusaha nyampul kepribadian? Terkadang memang tidak ada salah nya untuk menjadi peer pressure tapi dalam tipe yang positif demi perubahan yang baik dan menguntungkan. Tapi jika didesak keadaan untuk mencapai tujuan kita cuman bisa milih mau memakai metode perjalanan dengan pesawat yang cepat tapi kita cuman butuh instant aja tanpa melihat sekitar atau memakai kereta yang lebih pelan dengan tujuan yang sama tapi benefitnya pemandangan baru, pepohonan baru, dan lingkungan baru yang bisa kita lihat diperjalanan . Tujuannya sama biar sampai ketujuan dengan alternatif berbeda.

Begitupun dengan kita dan masyarakat jalan yang ditempuh masing-masing orang ya berbeda. Pertanyaanya "sama-sama sampai kah?" yaaa, sama. Intinya, kita tidak bisa langsung menggunakan roket. Bisa jadi justru kebablasan. Karna sesuatu yang berlebihan pada akhirnya tidak baik bukan? Not Everything has to be now, dan kalau tidak terealisasikan ini semua tentang belajar "Penerimaan.."


Semangat ❤

More Blog : Sharing Session
Image by    : Putrisabila.cover



ib : on tag

#PeerPressure



 

Selalu Ada Hal Baik Dalam Proses Yang Kamu Lalui

  Hai.. Kalau kamu memutuskan untuk membuka link ini, pasti ada beberapa hal yang ingin kamu dengar, yang entah sekedar membaca atau butuh a...