Search This Blog

Monday, July 18, 2022

Kita dan Diri kita sendiri #curhat2

 

Haiii readers, apa kabar? kembali lagi disesi blog #curhat. I hope you can enjoy reading until the end Yaaa.

    Jadi beberapa bulan kebelakang aku lagi banyak banget spending time sendiri mulai dari kemana-mana, pelajarin sesuatu yang baru yang ga dimengerti karena pengen ngebiasain cari tau dulu sebelum nanya, nyimpen sedih, kesepian, dan semua perasaan amburadul beberapa bulan ini sendiri. Mungkin banyak yang bilang kalau kita yang pada dasarnya punya kepribadian introvert pasti hal tersebut gajadi masalah dong dan tentunya malah lebih enak begitu. Nah, dipoint kali ini kita harus belajar banyak kalau introvet itu terbagi lagi kedalam banyak kepribadian campuran mulai dari gabungan observant, turbulent, dan lain-lain ya. Buat kalian yang belum paham searching dulu deh

    Nah,  buat yang ngerasa punya kepribadian introvert yang ga akut-akut banget pasti terkadang juga pengen punya teman berbagi, teman yang bisa sesekali bisa dibawa kemana-mana. Walau challange nya itu kita terkadang susah buat beradaptasi sama orang baru. Dewasa ini, ada banyak hal yang bikin kita sadar bahwa ga selamanya orang lain ada buat kita dan kita ga boleh memaksakan itu. Karena kitapun kendati nya ga pernah selalu ada buat orang dan urusan kita, masalah kita, dan lain-lain ya tanggung jawab kita.

    Buat kalian yang ngerasa punya sifat perfeksionis, ambis, dan pengen apa-apa tu terarah isitilahnya hobi ngechallange dirilah suka kecapean dan sesak sendiri gasih kalau lagi ngelamun? kayak ngeliat orang distory udah upgrade aja disegala bidang kehidupan dan ngerasa kalau kita masih gini-gini aja. life lesson i ever learned, Kalau kita diumpakan burung dan iri ngeliat ikan yang bisa berenang masuk akal ga? Nah, disitu aku ngerasa mungkin orang secara mental dan kemampuan emang udah seharusnya begitu dan kita gaharus iri. Terlebih  mungkin emang jalannya begitu. Kadang nih ya ada masanya kita gapunya passion sama sekali disuatu bidang yang orang lain berhasil akan itu karena itu emang passion dia terus kita ikut-ikutan tapi malah stress sendiri. ya its does'nt make sense to follow. Udah cukup sampai disitu.

Mungkin kita butuh : Me Time

Kalau difikir-fikir hidup ini punya jalannya masing-masing segala yang terlihat cepat emang belum tentu berhasil dikemudian hari. Tapi kita juga jangan bikin masalah dihidup dan ga usaha sama sekali. Ya tentunya harus ngandalin diri sendiri juga. Hal baru yang aku pelajarin adalah rupanya penting banget ngebangun suasana baru dihidup entah itu ketempat-tempat yang bikin kita nyaman sama diri kita sendiri, nyoba ketakutan yang selama ini ternyata ga semenakutkan itu, dan stop ambis yang nyakitin. Itu bener-bener ngebantu banget. Terkadang kalau ada teman yang curhat aku juga suka bilang sih " Kalau pada dasarnya kita emang perlu masukan dari orang lain, tapi yang bener-bener tau apa yang kita mau itu ya diri kita sendiri" .


Dan terakhir jalanin aja apa yang ada didepan mata dengan sungguh-sungguh ntar percaya deh printilan-printilan yang baru itu ngikut sendiri. Emang manifesting itu hal yang baik tapi masalahnya ya ngapain banyak plan kalau yang didepan mata aja amburadul? Dan stop bikin masalah yang sebenernya tu gamasalah. Maksudnya gimana? Maksudnya adakalanya ada suatu hal yang sebenarnya tu cuman ada difikiran kita doang. Fikiran kita yang terlalu panjang dan bikin kita stress padahal wujud nyata yang kita fikirin itu belum tentu kejadian/ ga seburuk itu. Cuman gede overthingking doang. Karena apa? Masalah alamiah aja kadang tu udah banyak jadi jangan tambah lagi dengan masalah yang kita buat-buat.

" Only we that know, what we want. If what we want doesn't happen, then why? will this world stop? so, try to be relax a bit ;)


New blog in : https://putriswriting.blogspot.com/ 


Thanksss Udah baca blog random ini. Kalau versi kalian buat nyemangatin diri gimana? Share dan jangan lupa berlangganan yaa ❤







Saturday, June 25, 2022

Mengapa Paham Kesehatan Mental Itu Penting?


PENTINGNYA PAHAM KESEHATAN MENTAL


    Kesehatan mental adalah salah satu hal yang menjadi pokok persoalan baru dan menjadi isu yang cukup populer akhir-akhir ini. Permasalahan ini menjadi hal yang dialami tak peduli batas umur, karna siapapun bisa mengalami hal tersebut. Kesehatan mental paling banyak dihadapi oleh para golongan muda terutama remaja yang baru mencari jati diri. Dan seiring dengan berkembangnya istilah-istilah seperti insecure, compare terhadap orang lain, dan lain-lain. Istilah kesehatan mental juga banyak dizaman sekarang mulai dari anxiety, depresi, skizofrenia, dan masih banyak lagi bahkan hal ini juga yang menimbulkan tingginya angka bunuh diri dimasyarakat. 

    Hal lain yang juga menjadi permasalahan adalah ketika banyaknya orang yang mendiagnosa dirinya sendiri dan ikut memakai obat-obat bagi para penderita. Hal ini tentu menjadi permasalahan baru dimasyarakat dan kekhawatiran sosial pisikis yang tentunya menjadi tanggung jawab semua orang. Lantas apasih kesehatan mental itu? Dan kenapa kita harus sama-sama peduli tentang kesehatan mental? Berikut ulasannya.


Pengertian Kesehatan Mental

    Kesehatan mental sejatinya adalah ketika individu merasa sejahtera, senang, dan kondisi watak seseorang didalam keadaaan damai atau stabil. Atau singkatnya ketika emosional seseorang berada dalam kondisi yang tidak stress dan terguncang.

    Orang akan mengalami kerusakan mental ketika emosionalnya cenderung murung atau sedih serta merasa tidak damai dengan lingkungan sekitarnya. Merasa sendiri, murung, dan untuk tahap yang lebih serius hilangnya kesadaran dan mengalami depresi.

 Baca Juga : Tentang Para Pemikir #curhat1

Jenis-Jenis Dari Gangguan Mental

Jenis-jenis dari gangguan mental sendiri ada banyak. Bahkan jenisnya ada belasan namun ada beberapa jenis gangguan kesehatan mental yang paling banyak diidap dan sering menjadi isu-isu yang sering dibahas. Berikut diantaranya 

1.Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan merupakan salah satu jenis dari gangguan mental. Tanpa disadari banyak orang yang mengalami hal ini dan menganggap nya sebagai hal yang biasa saja. Padahal dalam keadaan yang cukup parah orang dengan gangguan kecemasan berlebihan dapat membahayakan kodisi psikis dan membutuhkan konseling. Penderita akan cenderung khawatir, gelisah, gugup, dan takut dengan sekelilingnya terutama ketika ada hal tertentu. Nah, hal tersebut pasti sangat merugikan bukan? Apalagi bagi para pembaca yang ingin upgrade diri tampil didepan umum.

2.Obessive Compulsive Disorder (OCD)

OCD adalah keadaan ketika seseorang memiliki pola prilaku yang kurang masuk akal atau fokus pada satu ketakutan tertentu. Contoh: ketika seseorang yang tidak bisa melihat barang tidak tertata beraturan. Mungkin kebanyakan orang mengira hal ini justru baik atau orang tersebut dinilai sebagai orang yang rapi. Padahal nyata nya seseorang dengan obsesi berlebihan seperti penyitas OCD merupakan gangguan mental yang perlu diperhatikan.

3.Gangguan Kepribadian

Kita pasti ingat dengan kasus aktris marshanda yang videonya cukup kontroversial disaat ia marah-marah terhadap orang-orang yang membully nya. Usut punya usut ternyata beliau menderita bipolar. Semenjak kasus tersebut mulai bermunculan para artis dan influencer yang mengaku mengalami hal yang sama. Akhirnya bipolar menjadi kata yang sering kita dengar ketika berbicara soal kesehatan mental atau istilah lain menyebutkan mereka adalah pemilik kepribadian ganda.

 

4. Skizofrenia

    Apakah benar Skizofrenia dalam gangguan mental sama dengan gila? Jawaban nya tidak. Stigma seperti ini adalah salah satu hal yang  harus sama-sama kita jauhi ketika mendengar orang dengan gangguan mental. Tidak semua gangguan mental adalah odgj karna kesehatan mental yang dimaksud lebih luas dari pada itu. Termasuk dalam kasus skizofrenia ini. Skizofrenia adalah kondisi dimana orang kesulitan berprilaku, berkonsentrasi, dan berfikir dengan baik.

    Orang dengan skizofrenia adalah orang yang perlu dukungan lebih dari sekitar karna pengidapnya sering dikecam sebagai orang aneh dilingkungan sekitar.Beberapa jenis gangguan mental diatas adalah beberapa dari banyak nya jenis kesehatan mental dimasyarakat. Namun umum nya yang sering terjadi dan banyak diidap oleh masyarakat adalah keempat hal diatas.

     Sampai saat ini ada banyak komunitas dan forum-forum maupun organisasi yang mendukung untuk peduli terhadap orang-orang yang mengalami masalah kesehatan mental.Bahkan sasarannya bukan hanya bagi para penyitas saja namun juga kepada orang-orang sekitar termasuk para pembaca agar bersama- sama membantu dan mendukung orang-orang dengan masalah kesehatan mental. Siapapun bisa berkontribusi didalam hal ini. Tidak peduli apa latar belakang kita atau apa titel kita semua orang sejatinya harus bisa ikut serta dan mengkampanyekan isu “ mental health “ ini. Lantas kenapa sih kita harus peduli dengan kesehatan mental ?

Baca Juga : Hidup Sebagi Sandwich Generation

Pentingnya Peduli Kesehatan Mental

Beberapa hal berikut adalah hal-hal yang perlu diingat agar kita peduli dan tidak memandang remeh soal kesehatan mental. Serta diharapkan mampu menggunakan platform yang ada untuk turut serta mengkampanyekan hal tersebut

1.Kesehatan Mental Cerminan Kesehatan Fisik

Ketika mengidap gangguan mental sudah pasti otomatis fisik akan mengalami hal yang sama. Contoh simple nya saja ketika mood anda terganggu pasti biasanya berimbas pada hal-hal lain seperti terhambatnya kegiatan sehari-hari bahkan bisa sakit karna tidak nafsu makan dan sakit kepala jika nangis seharian.

2. Gangguan Mental Mendatangkan Penyakit Lain

Ketika seseorang dengan anxiety yang cukup parah tak jarang pasien harus mendapatkan terapi dan obat-obatan pendukung dari psikiater. Biasanya jika obat yang diminum menjadi ketergantungan jika penyitas mengalami kambuh secara terus menerus atau istilahnya baru tenang ketika meminum obat.

3. Siapa Tau Anda Mengidapnya

Ada banyak orang yang merugikan dirinya sendiri karna menganggap kesehatan mental tidak begitu penting dan bahkan menganggapnya tahayul atau orang yang tidak dekat dengan tuhan (religius) contohnya: disaat orang curhat depresi, insecure, cemas, orang meng-stigma bahwa yang bersangkutan karna jauh dari tuhannya padahal kesehatan mental bisa disebabkan banyak faktor dan bisa jadi Anda merupakan penyitas jika tidak mempelajarinya dengan baik.

4. Menghargai Dan Peka Terhadap Penyitas

    Tidak ada orang yang mau hidup dengan mengalami sindrom tertentu. Termasuk bagi mereka yang mengalai masalah dalam kesehatan mentalnya. Ironisnya justru tak sedikit orang-orang yang justru mengolok-olok, menjauhi, dan tidak menghargai penyitas.

    Padahal dukungan dari orang-orang sekitar juga merupakan hal utama dari proses penyembuhan atau setidaknya meminimalisir ketakutan dari para penyitas. Dan tahukan Anda satu omongan kita yang membuat mereka menjadi kefikiran (overthingking) dapat membawa masalah yang tidak sekecil itu. Menangis, mengurung diri, minum obat dan semua hal lainnya akan menjadi hal yang harus mereka lalui.

5. Belajar Tentang Kesehatan Mental Itu Sendiri

Ketika kita peduli terhadap isu-isu yang ada dimasyarakat terutama masalah sosial dan pasti terjadi dilingkungan dan diri kita sendiri tentu akan mudah bagi kita berhati-hati dalam bertingkah laku. Hal yang sama juga terjadi ketika kita peduli akan kesehatan mental bagaimana cara menghadapi mereka, bagaimana agar kita tidak terjangkit, dan pastinya cara agar orang disekitar kita tidak mengalami nya.

Baca Juga : Minimalist Lifestyle

Beberapa hal diatas adalah sedikit tentang kesehatan mental yang dapat kita pelajari dan harus menjadi masalah kita bersama. Karna semua orang termasuk diri kita sendiri dapat terjangkit apalagi ketika kita hidup dilingkungan yang toxic, persaingan yang ketat, dan era insecuritas yang tinggi. Mau tidak mau hal-hal yang mengganggu kesehatan mental kita akan terus ada dan menghantui sekitar. Peduli tentang kesehatan mental, jauhi hal-hal yang membuat overthingking dan jangan lupa melakukan media detox.


Terimakasih sudah berkunjung, Yuk Komen cara menjaga kesehatan mental versi kamu ↓

Image : pin.me.com

 





Friday, June 10, 2022

Tentang Para Pemikir #curhat1

 

HAI JUNE !

Apa kabar? sehat-sehat semua ya.. 
Sapaan yang akrab dan terlalu mainstream yang sering kita dengar, Lah emang yang ga biasa gimana? Kata anak muda zaman sekarang sih harus gini : " Gimana mental nya aman?" Murung amat lagi pilu ya?" begitu klise tapi memang gitu katanya kalau nyapa generasi sipaling mental illness. sipaling G Z . Hahaha lagi trend ya ngomong-ngomong "sipaling-sipaling ini". EH, tapi tenang aja blog kali ini aku mau bahas yang santai-santai kok ga ilmiah-ilmiah lagi. Because yapp  kita sekarang punya blog edisi #curhat yang bakal rilis dan upload sesuka author aja hehe ga janji konsisten soalnya takut ga konsisten nih, tapi diusahaiin deh ;v

Oke langsung aja kita masuk...

Akhir-akhir ini ngerasa ga sih setiap scrolling sosmed ngeliat orang lain udah pada lulus, pada tunangan, pada s2 diluar negeri, yang tiap hari upload lagi meeting, dan lain-lain seolah ngerasa "lah, kok gua nya gini-gini aja, cuman ngeliatin mereka sambil tiduran gapunya progress" dan lanjut malam nya lagi mikir stop megang hp dengan alasan biar ga kena mental ngeliat postingan orang eh rupanya malah bengong sambil ngeliatin langit-langit kamar dan overthingking lagi. Jadi walaupun dengan  gadget atau tidak kalau mau overthingking ya gabisa diskip.

Nah, sebenarnya ada dampak dan penyelesaiannya ga sih? Overall, Tanpa kita sadari kita yang keras sama diri sendiri begini adalah fase yang  pada dasarnya anak seusia kita pasti ngerasaiin dan udah jadi keharusan karna umur nya memang terkadang untuk memulai fase-fase yang seperti itu. Apakah mereka yang memperlihatkan pencapaian nya disosial media tidak merasakan hal yang sama ? tentunya we never know dan baik nya mereka adalah mereka lebih fokus kasih energi positif bagi para followers nya. Ibaratnya gini ga mungkin kan orang ngeshare susah nya dia disosmed dan buat apa juga gitu.

Itu sih yang selalu aku tanamin ke diri aku kalau udah mulai ngerasaiin putus asa. 

NEXT.. Jenuh sama situasi yang perasaan itu-itu saja. Pagi hari ngeluh ngelakuiin hal yang sama dan diulangi lagi, pengen sesuatu yang baru pengen punya tantangan dihidup tapi pas dikasih tantangan ya ngeluh lagi. Nah, sebenarnya apa sih yang salah sama diri kita diumur segini? Disini aku mau kasih perumpamaan. Dulu aku pernah dapat PR Matematika nyari kelipatan yang kalau dihitung-hitung jumlah soalnya sampai 100 tapi aku bisa kerjain diposisi yang aku ga terlalu suka sama mata pelajaran ini. Disisi lain pas kuliah dapat tugas ngerjain paper yang cuman lima lembar doang ngumpulin niat nya parah banget sampai harus mikir nih tugas segini aja udah banyak banget ntar skripsi gimana ya? bla bla yang sebenarnya itu ga harus difikirin. Disini aku dapat pelajaran kalau dulu waktu kecil kita cuman fokus PR Kelar dan bisa cepat tidur biar ga telat ke sekolah, pas kuliah/ dewasa kita ga fokus ngerjain suatu barang tertentu yang padahal kalau dikerjain kelar-kelar aja. kita malah fokus ke beban-beban dan overthingking yang kita punya, jadi gimana cara nya kita fokus sama satu hal tanpa mikirin hal yang lain. Toh nanti yang dibelakang pasti bakal ngikut juga.

Jadi dewasa ini kita emang lebih banyak mikir nya dan low effort kediri kita sendiri. Coba deh mulai sekarang kita belajar dari hal-hal kecil buat fokus ke yang ada didepan, no face no case. ga ngikutin lifestyle yang bikin sesak, fokus ke diri, belajar hal baru tiap harinya , nerapin pola hidup sehat, dan yang paling penting stop mikirin hal ga terlalu penting dan kerjain hal yang ada didepan mata dengan fikiran tenang dan hati yang lapang. Dengan begitu energi-energi positif yang kita kumpulin buat diri kita sendiri bakal sengaruh itu dikehidupan kita sehari- hari.

"waktu ngeluhnya dipake buat usaha aja kak!"


Oke thanks banget buat kalian yang udah baca sampai habis postingan random ini, semoga ada pelajaran yang bisa kalian ambil ya, Yuk sharing cara kalian buat terus semangat ↓ 


#mentalhealthawareness

Postingan serupa : Klik

Connect with me : Sosial media


Thursday, May 19, 2022

Hidup Sebagi Sandwich Generation

 




Hai, apa kabar semuanya? udah lama banget nih sejak terakhir blog tahun lalu keluar. Ga kerasa 2022 udah bulan Mai aja. Di Mai pasti diantara kita banyak yang ngelewatin struggle dalam hidup. Ada yang bulan ini happy atau sedih juga. Ditulisan kali ini gue gamau ngeluarin artikel formal kayak biasanya lagi pengen bahas yang santai-santai aja dan dengan yang bahasa santai juga. Because i have no idea tadinya buat bikin blog, Jadilah blog santai ini yang mungkin bisa bantu kalian sekedar buat survive.

Selama ngilang dan ga nulis lagi banyak hal yang gue hadapain yang pastinya gaakan gue spoiler disini tapi cara gue buat ngelewatin itu semua pasti bakal gue bahas dan gue himpun dalam bentuk pembahasan. yap sesuai dengan judul nya yuk, sama-sama kita bahas " Hidup sebagai generasi sandwich" yang akhir-akhir ini banyak diperbincangkan. 


 Sandwich Generation itu apa sih ?



Biar ga meleber kemana-kemana  kita bahas dulu deh pengertian dari generasi sandwich ini. Sandwich Generation ini pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy A Miler dalam paper nya yang berjudul " The sandwich generation : adulth children of aging " yang terbit pada tahun 1981. Generasi sandwich ini disebut sebagai generasi yang memikul tanggung jawab untuk mengasuh dan menanggung hidup orang tua mereka, anak mereka, bahkan keluarga tertentu disisa usia. Sederhananya ini disaat lu udah fresh graduate biasanya didalam tatanan sosial kita meski bantu orang-orang disekitar kita.

Didalam sosial life hal semacam itu tentu udah lumrah banget dan memang kewajiban kita sebagai anak. ataupun seorang kakak buat bantu adik-adiknya. Tapi fokus pembahasan kita adalah problem dari generasi sandwich itu sendiri ya. Jadi baca sampai habis !


We are the young generation with heavy stress


Menurut fakta yang dihimpun dalam digination.id Generasi sandwich menurut survey yang dilakukan di Amerika genarasi sandwich dengan tingkat umur 35- 45 tahun mengalami stress dalam menyeimbangkan perannya dan 40 % wanita dengan tingkat yang memasuki stress extrem. Nah, kita yang freshgraduate atau hidup dalam pencarian jati diri ini apakah merasakan hal yang sama?

Tak jarang banyak dari kita yang sekarang tengah stress karena keuangan dan beban mental. Bagi generasi sandwich yang sudah bekerja purna waktu sekalipun terkadang sulit mengatur keuangan mereka apalagi membaginya. Tapi disini gue lebih pengen bahas soal beban mental yang sering kita terima sih.

Pusing ga sih hidup dengan kehidupan sosial yang serba banyak tuntutan sosial dan tak jarang bikin kita mendahulukan kebahagiaan orang lain dulu baru diri kita sendiri. Makanya tak jarang kesehatan fisik dan mental menjadi momok utama bagi kita .


Lantas apa yang harus kita lakukan?


Gua personali bahkan tetap berada didalam lingkaran generasi sandwich itu. Karena memang kita harus tanggung jawab akan orang- orang disekitar kita setidaknya buat capable as human being. Terus apakah bahkan stop disana aja ? yang paling kerasa bagi gue adalah soal " beban mental itu sendiri" yap. Gue sempat drop parah dan badrest cukup lama. gue maksain diri gue buat terus sehat dan ngelakuin semua hal yang gue bisa buat orang-orang disekeliling gua tadinya gue mikir ya gue emang harus mikirin diri gue dulu tapi ya kebahagian gue pada saat itu adalah ngeliat orang disekeliling gue seneng sampai akhirnya gue sadar kalau yang gue lakuin selama ini itu salah gue ga pernah bener-bener mikirin diri gue sendiri. 

Ekspektasi orang akan gue dan ketergantungan orang akan gue kadang juga bikin stress itu sendiri. Dari cerita singkat itu kita bisa ngerasain berapa kali lipat beban bagi mereka yang stress soal finansial, mental, ekpektasi, tuntutan kerja, capek, dan lain-lain.  Disini gue cuman pengen kasih advince. Sebenarnya kita juga sama-sama bagian dari generasi sandwich itu dengan beban yang dipikul masing masing juga. Jadi stop deh kasih kritikan dan beban keorang lain baik dari segi yang sederhana contohnya tutur kata. 


Baca Juga : More Blogs

 

"Ada tiga konstanta dalam hidup yakni perubahan, pilihan dan prinsip -Stephen Covey-"

Blog ini emang singkat banget sekedar memperkenalkan atau sebagai pengantar buat temen-temen yang baru dengar dan asing akan pembahasan ditempat lain terlalu panjang dan menggunakan bahasa yang terlalu ilmiah. Nah buat yang paham dan ngerti yuk kasih komen, pengalaman, atau kesulitan apa yang kalian rasaiin selama hidup dilingkaran generasi sandwich itu sendiri. See you dipembahasan selanjutnya !


Image source by : The caregiver partnership

Terimakasih sudah berkunjung !

Don`t forget to drop your positive comment ↓ 

Connect with Author : Putri Salsabila on Linkedin


#Sandwichgeneration





Wednesday, February 23, 2022

Minimalist Lifestyle


HI READERS!LONG TIME NO VISIT ☺

Semenjak Pandemi melanda ada banyak sekali aktivitas baru yang dilakukan oleh orang-orang. Mulai dari sekedar mencari hiburan untuk mengisi kebosanan sampai alternatif baru untuk hidup new normal. Salah satu hal yang banyak dilakukan adalah kebiasaan membaca. Mulai dari buku, novel, atau memanfaatkan platform media sosial dan website. Namun, sadarkah kita pandemi juga banyak mengubah kebiasaan orang-orang salah satunya adalah mengikuti gaya hidup minimalis (minimalist lifestyle). Karna mungkin juga faktor ekonomi dan gaya hidup yang ikut mengalami pergeseran.

Tapi, Jauh sebelum itu gaya hidup minimalis juga sudah lama dikenal dan diterapkan oleh sebagian orang. Namun, cakupannya tidak seluas sekarang atau istilahnya banyak yang belum mengenal gaya hidup ini, Padahal gaya hidup minimalis adalah salah satu gaya hidup yang dianut orang-orang di negara maju seperti jepang. Gaya hidup minimalis itu apa sih sebenarnya? dan bagaimana praktek nya didalam kehidupan sehari-hari? Yuk, simak ulasan dibawah!


Pengertian Gaya Hidup Minimalis


(cc:emmaxoluise)

Gaya hidup minimalis adalah gaya hidup yang dimana para subjeck nya hanya berfokus pada hal-hal yang penting saja. Mendahulukan kebutuhan dari pada keinginan serta menghilangkan hal-hal yang tidak mendatangkan kegembiraan. Singkatnya seorang minimalis menyukai kesederhanaan, simpel, dan mempunyai tingkat minimal dari sesuatu.


Bagaimana Orang Minimalis Hidup?


Inspired by true story, Kalau bisa dibilang author mulai menerapkan pola hidup minimalis ketika tersadar bahwa benar kata pepatah " Segala sesuatu yang belebihan itu tidak baik" . Hidup minimalis dimulai dari hal-hal kecil seperti menggunakan produk sampai habis sesuai dengan kampanye dari komunitas minimalis sendiri yakni hastag #pakaisampaihabis mulai dari produk-produk skincare, makeup, dan juga produk rumah tangga lainnya. 

Yang kedua adalah, Menahan diri untuk tidak membeli hal-hal yang sebenarnya kita tidak terlalu perlu misalnya tidak menutup kemungkinan perempuan atau laki-laki beli barang hanya karna sedang trend, lucu, apalagi hanya sekedar buat gengsi-gengsian. Itu sebaiknya segera dibuang kalau teman-teman semua masih punya kebiasaan tersebut mulai buat diubah. Perlu diingat orang minimalis bukan karna pelit atau tidak cukup income loh, Namun penerapan dan prinsip hidupnya memang seperti itu. Kalau ada yang bilang " you only live once, senangin diri!". Padahal memaknai hidup yang hanya sekali itu ya itu bagaimana kita merasa cukup. Karna kepuasan itu tidak ada batasnya.

Orang minimalis biasanya tidak punya banyak barang, organize, sort, dan rapi. Kalau dari author sendiri biasanya membiasakan bangun pagi wajib beres-beres rumah terutama kamar kalau ga ya gatenang, Dan sekali seminggu biasanya suka sort buku-buku, pakaian, dan lain-lain yang sudah tidak terpakai (masih layak pakai) nantinya sebagian bakal didonasikan. Sekarang ada banyak sekali tempat-tempat donasi buku dan pakaian atau buat teman-teman yang suka preloved juga bisa. Gunanya apa? Orang minimalis suka space yang terorganisir, rapi, dan bisa dibilang phobic terhadap barang-barang yang banyak. Makanya ada istilah rumah minimalis. Nah, kebanyakan bangunannya pasti sederhana dan multifungsi kan.

Selain hal-hal diatas sebenarnya ada banyak gaya hidup minimalis yang dipakai masing-masing orang. Tapi ya gambaran umumnya seperti itu. Seorang minimalis menganggap sederhana dan hemat adalah kebutuhan dari mereka bukan keras terhadap diri sendiri. Tapi karna manfaatnya memang memberikan dampak yang luar biasa dan mengarahkan kita kepada lingkup positif. Mau tahu manfaat lainnya? Eits, Sebelum itu bagaimana cara kita harus masuk lingkungan positif ya? Yuk baca link dibawah :


Manfaat Menjadi Seorang Minimalis


Perlu diketahui, Kenapa sih orang di negara maju yang jelas-jelas mempunyai pendapatan yang layak justru kebanyakan memilih hidup sebagai seorang minimalis? Di Jepang orang memaki prinsip " Less is more" Itulah mengapa kebanyak orang jepang tinggal di flat yang kecil dan tidak punya banyak barang di rumah nya. mereka menganggap waktu yang digunakan untuk bersih-bersih lebih sedikit serta tidak membuat mereka capek batin dengan mengikuti gaya hedonis. Hal yang sama juga dapat kita lihat di Belanda. Rumah-rumah di belanda cenderung kecil dan muat untuk beberapa orang saja. Mereka lebih suka menghabiskan pagi dengan sederhana dan menikmati alam.

Setelah menjadi seorang minimalis author setuju dengan pendapat orang jepang yang mengatakan sederhana membuat jiwa tenang. Walaupun sebagai seorang bibliomania (istilah pecinta buku). Author lebih memilih untuk sekarang, mendonasikan buku-buku yang dipunya begitupun dengan men-sort barang-barang di lemari pakaian dan yang paling penting beli barang ketika benar-benar butuh saja.

Selain itu kita juga ikut berkampanye dalam pendauran dan penanggulangan sampah. Karna use less product dan menyumbangkan nya untuk mengurangi produksi baru terutama terhadap produk-produk yang tidak ramah lingkungan. Ya, walaupun terkadang ada diwaktu tertentu ingin hidup non minimalis . Tapi secara tidak langsung kita ikut menyumbang dalam stop konsumerisme dengan sedikit barang dan sampah . atau singkatnya mengurangi jumlah sebagai prinsipnya.

Nah, itu tadi beberapa hal tentang minimalist lifstyle yang dapat teman-teman ketahui. Sekarang sudah banyak organisasi dan komunitas yang sama loh contohnya seperti sustanation dan lain-lain.


#lyfewithless

another blog : Click
connect with me : On pinterest
                              On LINKedin


Drop your experience & positve comment below ↓↓





 

Selalu Ada Hal Baik Dalam Proses Yang Kamu Lalui

  Hai.. Kalau kamu memutuskan untuk membuka link ini, pasti ada beberapa hal yang ingin kamu dengar, yang entah sekedar membaca atau butuh a...