Search This Blog

Monday, April 29, 2024

Slow Life It's Okay!

 



It's been a long longg time!!
Well, Ditengah banyaknya kehidupan dewasa yang rumit dan sedikit memeras otak, tenaga, dan juga finansial. Kali ini alih-alih membahas fast living yang bahkan sekarang jadi tuntutan zaman, Aku kali ini pengen bahas antonim nya yaitu slow living. yapp, Pembahasan ini pasti lagi relate banget buat gen Z sekarang. Termasuk aku yang bahkan lebih cenderung buat fast living. Makin kesini makin tersadar kalau ternyata slow life itu ga seburuk itu ya. Slow life it's okay !

Sebenarnya jauh sebelum ini, Aku udah cukup banyak banget bahas soal social issues yang lagi happening banget dimasyarakat. Ya bukan nya apa-apa sih karena enak aja buat dibahas. Dan tentunya mungkin diantara teman-teman disini males baca tulisan yang panjang, Aku sebisa mungkin bakal bahas soal slow living sesingkat mungkin. 



Slow Living, Defenisi dan Penerapan


Kalau kita bahas defenisi Slow living sesuai dengan namanya gaya hidup ini cenderung menganut mindset untuk lebih santai, sederhana, dan lebih leluasa dengan catatan ada maknanya. Dizaman sekarang orang suka salah paham dengan gaya hidup yang satu ini. Ada yang bilang malas lah, terlalu hopeless dan lain-lain. Padahal slow living itu bukan seperti itu loh. 

Kalau Aku pribadi suka bilang kalau gaya hidup yang satu ini cenderung mengarah ke minimalis dan tidak terlalu terobesesi akan sesuatu atau bisa dibilang take it flow! Salah satu hal kenapa aku bahas ini adalah karena aku pribadi termasuk korban dari gaya hidup fast living. Dimana segala sesuatunya pengen cepat, terlalu ambis. dan walhasil yang aku dapat cuman kepuasan sementara.

Selama menjalani hidup sebagai seorang fast, Aku tersadar akan suatu hal kalau fast succses ternyata membangun sebuah ego, dan tanpa disadari Aku jadi terbentuk untuk menjadi pribadi yang tidak suka akan penolakan. Dan yang paling bikin aku sadar bahwa aku tidak benar-benar menikmati apa yang Aku usahakan mulai dari jadi sakit, kehilangan beberapa moment dalam hidup dan yang paling menonjol adalah munculnya beberapa ego.

Pengalaman hidup lagi-lagi menjadi salah satu hal yang amat sangat menyadarkan Aku. Makanya ga heran banyak remaja-remaja sekarang yang terkena gangguan mental. Slow living ternyata adalah pilihan yang tepat Alih-alih berusaha mencapai sesuatu dengan cepat, kamu akan lebih didorong untuk fokus pada masa sekarang, diri sendiri, dan kualitas hubungan yang terjalin dengan orang sekitar.

"Slow living is not about living your life in slow motion; it’s about doing everything at the right speed and pacing instead of rushing. By that same logic, slow living is not about losing time by going slowly; it’s about gaining time by doing the things that are most important to you.”

-Kayleigh Dray- 
Slow living menjadikan hidup dan semua tuntutannya sebagai sebuah hal yang ternyata biasa saja. Makin kesin, Aku makin sadar ternyata hidup gaharus selalu direncanakan. I mean bukan berarti kita tidak punya tujuan. Tapi lebih memangkas ambisi dan yang penting konsisten dengan apa yang dikerjakan. Dengan lebih menyederhanakan hidup sekarang aku benar-benar menikmati apa yang Aku jalani sekarang. Ingin belajar apa, memperbaiki hubungan dengan semua orang dan kasih sedikit waktu diri untuk relax dan mengkasihani diri. Ternayata kengininan-keinginan itu juga terealisasi satu persatu tanpa harus ngebut. 

Hidup dengan banyak list pun sebenarnya penting, Karena kita tidak selalu ingin menjadi manusia yang biasa saja. namun, yang harus digaris bawahi adalah proses untuk mencapai semua hal tadi. Selalu ingat semua orang punya garis start nya masing-masing. Yang paling penting adalah kamu dan apa yang akan membantuk kamu.


Thanks For Visiting !

More blog : Click..
Source Image : Starry Night

Sunday, January 14, 2024

Selalu Ada Hal Baik Dalam Proses Yang Kamu Lalui

 
Hai..

Kalau kamu memutuskan untuk membuka link ini, pasti ada beberapa hal yang ingin kamu dengar, yang entah sekedar membaca atau butuh affirmasi terhadap apa yang kamu lalui saat ini. Sebelum itu percayalah, sejauh ini kamu sudah sangat hebat tidak peduli, apapun proses yang kamu hadapi sampai saat ini. Susah ya? atau ada rasa cemas melihat proses teman-teman yang mungkin jauh diatas kamu? atau capek dengan proses kamu yang dirasa tidak ada apa-apanya. 

Tenang perasaan ini amat sangat wajar kamu rasakan, bahkan mereka yang sudah ditahap setingkat dari kamu sejatinya masih terus berusaha dan upgrade diri loh, Karena yaa begitulah hidup selalu ingin progress dan progress. Tapi sedikit yang membahas sebuah proses. Pengennya yang dingat proses pas rencana dan tujuan yang dinyatakan sukses saja, padahal setiap proses itu selalu punya hal-hal baru loh. Kita bahas sama-sama yuk...

Kenapa Orang Selalu Membahas " Apa Yang Diperleh"?

Dalam sebuah buku yang berjudul Filosofi teras karya Henry Menampiring, ada sebuah kutipan yang mengatakan bahwa " Disinilah pentingnya memahami bahwa kendali bukan hanya soal kita " Memperoleh" tetapi juga "Mempertahankan". Memang benar adanya setap proses yang kita lakukan pasti punya tujuan untuk dicapai (berhasil). Jika sesuatu tersebut ternyata tidak terealisasikan kita menjadi stress, depresi, dan juga putus asa. Padahal tahukah kamu kegagalan memberikan banyak sekali pengalaman dan pelajaran baru yang pastinya tidak akan kita temukan disaat kita langsung sukses. 

Dunia seolah mendoktrin agar kita bergerak cepat. Semua tampak sibuk, Tapi percayalah sistem tersebut tdak akan berpengaruh jika kita memutuskan untuk berjalan pelan. Kita dapat mengetahui bagaimana keseimbangan hidup dapat diperoleh. Rute yang kita tempuh dengan menggunakan sepeda memang akan sangat melelahkan dan lamban sampai ketujuan. Tapi dengan sepeda tadi kita bisa menghargai diri, paham akan lelah dan banyaknya hal baru yang kita lihat diperjalanan. Hasilnya sama tujuan dengan yang menggunakan mobil yaitu tujuan sampai tidak ada bedanya.

Baca Juga : Kita Tumbuh

Standar Itu Kita Yang Ciptakan

Ketika kita fokus menjadikan orang lain sebagai pembanding, kenapa dia keren, dia seolah mudah mencapai tujuan, dan lain-lain yang membuat spekulasi negatif sehingga anxiety menghinggapi diri, pernahkah kita berfikir tentang apa saja yang orang lain sudah lakukan dan apa beda perjuangan nya dengan yang sedang kita lakukan? atau kenapa saya harus susah-susah berfikir menjadi patokan untuk standarisasi yang saya inginkan? Percayalah musuh tebesar dan masalah besar yang kita buat adalah bergelut dengan diri sendiri. Ego, Prasangka, Malas, Pesimis dan lain-lain adalah faktor yang kita ciptakan sendiri.

Role model yang kamu jadikan sebagai standar tidak masalah dijadikan sebagai motivasi. Tapi ini hidupmu. Kamu yang mempertahankankan baik dan buruknya. Tidak peduli kamu menang atau kalah semua tetap sama. Bumi tetap berganti siang dan malam, hidup masih terus berlanjut, senang dan sedih datang silih berganti tidak peduli kamu sedang difase yang mana . Belajarlah untuk bisa menormalisasi hal-hal tersebut.

Berat memang menjalani hari yang serba cepat, semua berlomba dalam kapitalisasi yang pun diciptakan orang. Nikmati saja, jatuh, bangkit, dan jalani. Turunkan ego diri dan sadar semua sedang berjuang dijalan nya masing-masing. Ketika orang berusaha untuk terus memperbaiki diri dan progress hidup belajarlah hal-hal baru dari mereka. Kita tidak bisa memilih ingin berada disituasi yang mana. Tapi cara dan sikap kita terhadap situasi tersebut bisa. 

Tulisan ini mungkin singkat...

Tapi Yakin dan percaya hal ini harus kamu dengar hari ini, tidak peduli kamu sedang berada disituasi yang mana. Kamu hebat dengan standar dan porsi yang kamu pilih. tetap semangat ya. Jalan yang kamu tempuh tidak harus sama. kamu CEO Hidupmu.

Baca Selengkapnya...

Source Image By Premium.vector


Let`s Connect With Minps :

Instagram

LinkedIn

Pinterest

Friday, September 15, 2023

Kita Tumbuh

 

Vincit qui se vincit adalah sebuah pribahasa latin yang mungkin sebelumnya belum atau sudah kamu dengar. Mereka yang mampu, mereka yang memenangkan pertarungan adalah mereka yang mampu menguasasi dirinya sendiri. Semakin hari semakin panjang cerita dan hal yang kita lalui. Dengan segala macam usaha dan rintangan yang berdatangan pada akhirnya setiap pagi kita selalu tersenyum dan bergumam " Yang kemarin ternyata lewat juga". 

Aku yang saat ini membaca tulisan ini mungkin adalah salah satu yang mengalami deverifikasi lembaran cerita hidup yang kedepannya akan lebih panjang lagi. Aku yang pada akhirnya didewasakan oleh keadaan tentang apa yang aku usahakan tak selamanya berjalan mulus, tentang apa yang aku inginkan mungkin tidak selamanya aku dapatkan, tentang aku yang mulai paham bahwa sejatinya datang dan hilang adalah hal yang harus ditoleransi karena memang hakikat hidup memang demikian. 

Kita Tumbuh...

Kita mulai beranjak keluar dari rumah masing-masing, mulai bertanya ini arah nya ingin kemana. Bagaimana aku harus bisa lebih baik dari aku yang kemarin. Apakah aku bisa keluar dari zona nyaman dan merubah sedikit jalan yang aku tempuh. Toh bukankah hidup ini lebih berwarna dengan sedikit tantangan? 

Namun, satu hal yang aku pelajari pada akhirnya kita hanya bisa berjalan dikaki sendiri, bahkan orang terdekat yang tidak pernah terfikirkan untuk pergi dan pasti selalu ada akan selalu disini. Karena manusia tengah berjuang dijalannya masing-masing. Siapalah kamu yang meminta mereka semua untuk tetap ada? Pada akhirnya ternyata belajar tidak ada habisnya karena dipertarungan kehidupan tidak semua terfasilitasi dan didukung . Kita yang terpilih untuk berdiri dikaki sendiri bukankah sebuah privilage juga ? Privillage nilai diri yang lebih tangguh.

Kita Tumbuh...

Perlahan mulai menemukan tujuan dan berusaha untuk menggapainya. Perlahan terbiasa tidak bisa memaksakan kehendak karena kita hanya manusia. Perlahan mulai tersenyum sendiri, berusaha untuk selalu positif bahwa semua yang diusahakan mustahil mengalami kegagalan. Mungkin gagal direncana awal namun setelahnya ternyata tersimpan hal yang tak terduga yang ternyata lebih indah. Jadi apa yang ditakutkan ? 

Yang pasti bukan soal emosional diri yang mengalami pasang surut, tapi tentang tumbuh itu memang begini. bukan hanya kamu yang mengalami. Fase ini dihapai oleh setiap orang. keluh kesah dan usahanya yang membedakan. Semoga dalam fasenya kamu fase si "tangguh" itu. Janji ya ?

Bagaimana Langkah Selanjutnya?

Berusaha untuk tetap semangat dalam hidup adalah hal yang penting untuk menjalani kehidupan dengan positif dan produktif. Ini Langkah kamu selanjunya :

·       Tetapkan Tujuan Yang Jelas

Menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dapat memberi kamu fokus dan arah dalam hidup. Ini membantu kamu tetap termotivasi untuk mencapai apa yang kamu inginkan.

·       Bangun Kebiasaan Positif

Kebiasaan positif seperti olahraga, meditasi, membaca, atau menjalani gaya hidup sehat dapat membantu meningkatkan energi dan semangat kamu.

·       Jaga Kesehatan Fisik dan Mental

Kesehatan fisik dan mental yang baik sangat penting. Pastikan kamu tidur cukup, makan makanan bergizi, dan kelola stres dengan baik.

·       Tetap Belajar

Menjaga diri kamu terus belajar dan berkembang dapat membuat hidup kamu lebih menarik. Baca buku, ikuti seminar, atau cari tahu hal-hal baru yang kamu minati.

·       Jadilah Fleksibel

Hidup seringkali penuh dengan perubahan dan tantangan. Jika kamu dapat beradaptasi dan tetap fleksibel dalam menghadapinya, semangat kamu akan tetap kuat.

·       Berikan Waktu Untuk Diri Sendiri

Luangkan waktu untuk merenung, meresapi pencapaian kamu, lihat kamu sudah sejauh ini!dan merencanakan langkah berikutnya. Ini membantu kamu mempertahankan semangat.

·       Terlibat Dalam Aktivitas Yang Diikmati

Melakukan hal-hal yang kamu cintai dan nikmati akan membuat kamu merasa lebih bahagia dan termotivasi.

·       Kenali Dan Kelola Rasa Takut Dan Keraguan

Kenali apa yang membuat kamu takut atau ragu-ragu, dan berusaha untuk mengatasi rasa tersebut. Bekerja dengan seorang terapis atau konselor juga bisa membantu.

·       Ingatkan Diri Akan Visi dan Nilai

Terkadang, mengingatkan diri sendiri mengapa kamu melakukan apa yang kamu lakukan dapat memberi semangat tambahan.

·       Hadapi Rintangan Dan Kekecewaan Dengan Bijak

Rintangan dan kekecewaan adalah bagian alami dari hidup. Yang penting adalah bagaimana kamu meresponnya. Belajar dari pengalaman buruk dan terus maju.

Baca Juga : Yang Struggling Bukan Cuman Kamu!

Ingatlah bahwa semangat dalam hidup bisa naik dan turun, dan itu adalah hal yang normal. Yang penting adalah memiliki alat dan strategi untuk mengatasi masa-masa sulit dan tetap fokus pada tujuan dan nilai.

Friday, May 19, 2023

Yang Struggling Bukan Cuman Kamu!

 



Hai It's Been a While!

Jadi gimana Quarter life crisis nya? 

Baru masuk prolog aja udah ditanyain gitu ya.. Hahaha maaf, Anyway, Blog kali ini aku pengen bahas  yang santai-santai dengan bahasa yang ga formal juga. Yaa walaupun pembahasannya bakal sedikit berat. Tapi, sebelum masuk kepembahasaan aku pengen kasih beberapa quotes yang sebenarnya amat sangat relateable buat kita semua yang lagi struggling. 

"Berbuat untuk sebuah harapan, yang tidak lagi dikeluhkan tetapi diperjuangkan" - Najwa Shihab-

" The struggling of my life created empathy,  I could relate to pain, being abandoned, Having people not loving me" -Oprah Winfrey-

 "You're already acclompished the hardest part, so keep building, keep working on your self" -Najwa Zebian-

"You are a CEO of your destiny " -Anonim-


Baca Juga : Penerimaan Diri & Toxic Positivity 


Dan sebenarnya, masih banyak lagi quotes lain yang ngomongin seputar struggling, kehidupan, dan lain-lain. Tapi dari banyaknya kata-kata bijak seperti ini sadar gasih semuanya itu tertuju pada satu subjek kunci yaitu " Diri kita sendiri". Jadi, Mau serumit apapun suatu permasalahan, seberapa banyak pun yang bantu kalau kita ga bisa help ourselves, jawaban nya ya tetap gabisa.


Kita Ada diposisi struggling karena apa ?

Dalam proses berjuang, ada banyak aspek yang kita lalui. Ada yang struggling dalam hal pendidikan, ekonomi, keluarga, karir, dan banyak hal. Biasanya, cenderung orang selalu menjadikan orang lain yang sudah ditahap itu duluan,sebagai pengukur kinerja nya, Nah, Hal ini ada dua pandangan tergantung kita menyikapinya. Ada yang bisa ngambil sisi positif dengan dijadikan motivasi dan ada juga yang justru bukannya termotivasi malah hopeless sama pencapaian orang lain.

Jadi, aku pernah dengar orang ngomong yang bilang kalau " Focus on the step in front of you, Not the entire staircase" yang maksudnya perjuangan itu ibarat anak tangga, it's better buat kita untuk maju ke anak tangga yang selanjutnya, gaperlu ngeliat berapa tangga yang udah dilewatin atau berhenti sejenak buat sekedar ngomong " Oh masih banyak ya tangga nya, oh masih tinggi ya, sampai ga ya keatas, dll" Itu salah banget. Fokus dianak tangga yang bakal jadi step selanjunya kamu!

One things yang mulai aku jadiin habit baru dan menurut aku sengaruh itu sekarang adalah sering main atau sekedar diskusi online sama orang yang udah sukses duluan misal sukses dalam karir, dalam pendidikan, atau hal apapun. Dimana ketika mereka cerita aku selalu menanamkan " oh ternyata sebelum dia ada diposisi ini, dia perjuangannya ga semudah hal-hal baik yang dia Up ke publik" karna pada dasarnya siapapun pasti nge-Up hal yang bahagia nya aja dong. Karna buat apa struggling dia dibelakang jadi konsumsi publik? Jadi, keep breathing, bahwa jalan orang juga sama dengan porsi masalahnya masing-masing. Dan bisa jadi ketika dia sukses disatu bidang, tapi bidang lain kamu lebih beruntung dari dia. We never know


Baca Juga : Peer Pressure


Pada akhirnya, ini tentang kita dan diri kita sendiri

Aku tidak bisa menstreotype orang untuk pasti bisa diposisi tidak membanidngkan karena pada dasarnya manusia fitrahnya selalu " Karena ngeliat posisi dia dan orang lain" Tapi, Perlu disadari bahwa, pada akhirnya apapun yang terjadi, diperjuangkan dalam hidup at the end cuman bagaimana kita menjadi penentu  our destiny.. Kenapa kita harus peduli dengan orang mencapai titik yang mana? Toh, terkadang sekecil bidang dan titel pun maasing-masing orang berbeda.

Didalam sebuah buku yang berjudul "Welcome Home" karya nya Najwa Zebian ada satu halaman yang aku ingat  intinya dia ngomong . Kadang-kadang kita sebagai manusia terlalu menuntut untuk punya atau menunggu seseorang untuk unveil me, save me, etc. Tapi kebenaran yang harus diterima adalah orang juga sibuk menyelamatkan diri masing-masing. Tapi kabar baik nya, disaat kita ingin lepas dari struggling dengan menyelamatkan diri sendiri kita bebas mau jadi seperti apa tanpa perlu didikte orang lain. Ketika kita mengandalkan dan jadi diri kita sendiri kita ga perlu sembunyi dan  jadi kita yang apa ada nya.

Jadi, stop wasting our time buat terus terjebak dizona itu. Dan mulai berfikir praktis se-sederhana "kalau dia bisa kenapa aku engga? " Ibaratnya kalau kita makan nunggu dibuatin, dibeliin, dikasihanin orang dan lain-lain yang sama kita pasti bakal kenyang. Tapi cuman untuk melepas kenyangnya aja. Beda dengan kita yang mikirin mau makan apa, kehigenisannya, dan lain -lain plusnya kita lebih tau kadar gizi yang kita dapat padahal dua-dua nya sama. Sama-sama bikin kenyang tapi segala sesuatu yang didapat dari keluar zona  nyaman, bekerja keras dan ga stuck ditempat. Pasti ada hasilnya, mau akhirnya baik atau tidak kita minimal tau dibanding ga gerak sama sekali yang sudah pasti hasilnya nihil. Dan segala sesuatu yang didapat dengan proses pasti bakal selalu ada plus nya.

 Tetap Semangat ya !!❤

 


Image by : Mattblease-studio





Friday, March 24, 2023

Penerimaan Diri & Toxic Positivity

 

Kata "Bahagia" dan bagaimana cara mengekspresikannya terdengar spele dalam kehidupan sehari-hari. Tapi tahukan Anda, menurut Martin Seligman mantan presiden American Physicological Assosiaction mengungkapkan bahwa sebenarnya penelitian tentang kebahagiaan dalam pyschologi sangat sedikit. 

Diera generasi Z kata "Self acceptence" menjadi lebih sering dikenal seiring dengan banyaknya isu-isu kesehatan mental yang dialami, Akhirnya muncul suatu domain tentang well being, Dengan menegakkan isu-isu seperti stop insecurity, being alpha, yang pada akhirnya berujung terhadap " Toxic Positivity" Sebenarnya, apasih penerimaan diri tersebut? dan kenapa kita harus memahaminya? serta apa itu toxic positivity dan kaitannya dalam penerimaan diri? Simak ulasan berikut ini 

Baca Juga : Peer Pressure

Pengertian Toxic Positivity

Toxic Positivity adalah perasaan disfungsional yang tidak mengakui perasaan negatif. Artinya, seorang dengan toxic positivity selalu memandang hal dengan pemikiran yang positif meski terkadang hal tersebut sudah jelas merupakan hal yang negatif.

Hal ini sering juga dikaitkan dengan seseorang yang selalu menerima apapun yang terjadi. Meski demikian hal ini terdengar baik. Namun terkadang menjadi dorongan bagi seseorang untuk selalu menerima segala hal. Sehingga membuat orang dapat berlaku mengikuti stimulus yang negatif.



Sensitivitas slogan dalam toxic positivity

Dalam menjalankan hidup yang kian hari makin banyak tantangannya. Terkadang pilihan terbaik adalah tetap berfikir tenang dan menjalankannya dengan penuh keyakinan. Sampai ada yang mengatakan fikiran positif akan mendatangkan hal yang positif, Tetap semangat dan jangan takut gagal, dan ketika dihadapkan dengan orang yang berbuat salah pemikiran kita tetap mengambil sisi baik dari hal tersebut.

Slogan-slogan seperti ini dalam artian tertentu justru dapat memicu sikap toxic positvity yang justru akan menambah pemicu stress yang berkali-kali lipat karena proses memendam emosional yang berkepanjangan. Ketika frustasi dalam jangka panjang tanpa adanya alternatif penyelesaian justu positivity bukannya menjadi hal yang baik namun menyulitkan penyelesaian.

Tanpa kita sadari, hal ini sepertinya sangat sering kita alami sehari-hari. Dalam hal ini tidak selamanya penerimaan diri dapat menjadi alternatif pilihan. Karena pada dasarnya individu berhak mengeksperikan rasa kecewa dan sedihnya . Dalam suatu studi dijelaskan bahwa orang yang memendam emosional berbahaya dalam fungsi kekebalan tubuh. 

" Decreased immune system function. depressed emotions can also affect mental health conditions, such as stress, anxiety, and depression.

Oleh sebab itu, tidak masalah jika mengeluarkan emosional namun tentunya dengan hal yang tidak berlebihan. Penerimaan diri memang suatu hal yang penting dan harus dimiliki oleh semua orang. Namun, harus selalu diingat bahwa ada naluri lain yang harus dipenuhi hasratnya sehingga kita bisa menyeimbangkan perasaan positif dan negatif dalam diri. atau secara sederhana tidak harus selalu berpura-pura ☺


Thanks for recommending & visiting !

More blogspot inspo : Sharing Session

Thursday, February 16, 2023

Peer Pressure



Hai Semuanya... ! It's been a long time....

Ini adalah blog pertamaku ditahun 2023 . Sedikit lama untuk memilih tulisan mana yang layak untuk dipublikasi mana yang tidak. Apakah setelah vakum cukup lama "iam not doing anything? jawabannya tidak. Justru terlalu banyak hal yang dikerjakan sampai lupa buat sharing ke semua pembaca. Mengenai hal tersebut aku pribadi minta maaf terutama buat semua pelanggan yang sudah menunggu tulisan random ini ☺

Melihat dari judulnya menurut aku satu tahun berlalu sangat cocok dirangkum dalam tulisan singkat dengan satu topik mengenai "Peer Pressure" Karna apapun yang terjadi belakangan ini bisa kita bahas secara singkat hari ini dan semoga ada hal baik yang bisa teman-teman pelajari. Therefore, without further ado let's start with " What peer pressure is"


Apa Itu Peer Pressure?


Mungkin sudah banyak teman-teman yang sudah pernah dengar atau baca apasih peer pressure itu?. Atau sedang mengalami peer pressure itu sendiri, sehingga perlu untuk membaca dan melihat seperti apa peer pressure orang lain dan gimana cara mereka menghandle peer pressurenya. 

Disalah satu webinar yang ditaja oleh Empowering Youth and Family Program, yang bertema "Peer Pressure" Dr. Maru Gonzalez mengatakan bahwa peer pressure sendiri adalah " Being pushed to make a right or wrong decision by one's peers" 

Atau secara singkat suatu perasaan emosional dimana kita mendapat tekanan dari orang-orang sekitar untuk melakukan sesuatu agar diterima dan dihargai didalam kelompok sosial. Sebenarnya, hal ini bisa berdampak positif namun bisa juga berdampak negatif baik secara mentally/ fisik jika tidak adanya keseimbangan antara menjadi diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan kelompok sosial.


Baca Juga : Tentang Para Pemikir


Kenapa Orang Bisa Terjebak Peer Pressure?


Sebelum masuk ke konteks, Beberapa waktu yang lalu ada kata-kata dari Najwa Zebian yang cuman 7 kata tapi kalau difikirin maksudnya bisa luas banget. disalah satu bukunya Najwa pernah bilang tentang
 " Never Apologize for Being Your Authentic Self" Terdengar biasa saja untuk satu kalimat motivasi bukan?

Tapi pada prakteknya sekarang terkadang kita sangat-sangat tertekan untuk sekedar authentic. Walhasil, disetiap kesempatan kita cuman disibukan untuk ngebentuk personal branding yang kalau difikir-fikir kita bukan fokus ngebentuk personal branding karna 'diri' tapi lebih kepada personal branding yang dibutuhkan masyarakat atau dilingkungan dimana kita tuju. Yang lucunya kita terkadang marah kepada diri sendiri karna tidak bisa memenuhi ekspektasi orang lain yang sebenarnya bukan tanggung jawab kita untuk itu.

Mungkin terdengar naif kalau zaman sekarang tidak ada yang memakai bentuk upaya agar diterima dengan tidak menyampul diri dengan sebaik-baiknya tanpa adanya extra not realself. Karna kalau mau dihargai disuatu zaman, Ya pada akhirnya kita harus ngikutin zaman.


Baca Juga : Personal Branding


Oke, kita lanjut ke fokus peer pressure yang konteks nya sudah sampai dititik bahaya untuk kesehatan mental bahkan fisik. Pada dasarnya peer pressure ini dibagi menjadi tiga tipe yaitu :

1. Positive (Perubahan yang baik)
2. Negative (Merugikan diri sendiri dan orang lain )
3. Direct (Perubahan yang dicari secara langsung )

Kalau pengen lebih tau penjelasan ketiga nya secara rinci teman- teman bisa searching ya..

Peer Pressure yang negatif ini yang banyak menjadi permasalahan bagi orang-orang sekarang.  Bisa kita lihat dari streotype orang-orang yang memandang generasi sekarang baperan, ga konsisten, gabisa underpressure, etc.. Sebenarnya, tidak bisa disalahkan sepenuhnya oleh generasi atas. Karna pada dasarnya zaman dan segala tuntutannya mengharuskan hal tersebut. Itulah kenapa semakin hari muncullah lingkungan yang toxic, mental-mental people pleasser , dan banyak lagi. Toh, dari awal cara manusia sekarang mencapai nya "Tidak lagi authentic ". Disaat tujuannya tidak tercapai banyak orang yang depresi bahkan sampai menyakiti dirinya sendiri.


How To Handle 

Ada banyak cara untuk menghandle diri sendiri untuk stop being perfect, stop menuhin ekpestasi orang lain akan diri. Tapi dalam hal ini aku pribadi memakai sistem yang namanya " Free Imaginary Cage" Dimana stop kasih imajinasi kalau misal nya aku seperti  X maka mungkin aku akan diperlakukan se istimewa X . Nah, The point is awal mula peer pressure itu terkadang dimulai dari diri kita sendiri. Jadi tolong keluar , stop ngasih effort kediri yang posisinya kita masih didalam " Imaginary Cage " Hanya karna sebuah validasi.

Tergantung diposisi apa kamu, dilingkungan pertemanan ? Ya berarti memang lingkungan kita yang salah karna lingkungan yang established justru dimulai dari kita yang beragam. Disaat mereka menilai kamu tidak kompeten dengan mereka, Maka kamu yang harus memikirkan ulang siapa yang sebenarnya bermasalah. Diri sendiri atau lingkungan? karena seharusnya mereka yang butuh banyak ilmu justru akan cenderung menerima perbedaan karena lingkungan seperti itu butuh banyak passion yang berbeda-beda. Oh, kita peer pressure dilingkungan pekerjaan? Ambil sistem orang Amerika , Lingkungan kerja cukup untuk datang- kerja - ambil gaji - pulang. Bukan tanggung jawab kita untuk menuhin ekpestasi senior atau lain sebagainya sekedar bisa eksis dilingkungan mereka. stop being people pleasser. Karna sesederhana orang tau value kita, kalau pada dasarnya dia respect ya di akan respect. 

Self Accaptence adalah hal inti dari semua ini. Balik lagi seperti yang tadi gimana mau nerima kalau apa-apa kita berusaha nyampul kepribadian? Terkadang memang tidak ada salah nya untuk menjadi peer pressure tapi dalam tipe yang positif demi perubahan yang baik dan menguntungkan. Tapi jika didesak keadaan untuk mencapai tujuan kita cuman bisa milih mau memakai metode perjalanan dengan pesawat yang cepat tapi kita cuman butuh instant aja tanpa melihat sekitar atau memakai kereta yang lebih pelan dengan tujuan yang sama tapi benefitnya pemandangan baru, pepohonan baru, dan lingkungan baru yang bisa kita lihat diperjalanan . Tujuannya sama biar sampai ketujuan dengan alternatif berbeda.

Begitupun dengan kita dan masyarakat jalan yang ditempuh masing-masing orang ya berbeda. Pertanyaanya "sama-sama sampai kah?" yaaa, sama. Intinya, kita tidak bisa langsung menggunakan roket. Bisa jadi justru kebablasan. Karna sesuatu yang berlebihan pada akhirnya tidak baik bukan? Not Everything has to be now, dan kalau tidak terealisasikan ini semua tentang belajar "Penerimaan.."


Semangat ❤

More Blog : Sharing Session
Image by    : Putrisabila.cover



ib : on tag

#PeerPressure



 

Monday, July 18, 2022

Kita dan Diri kita sendiri #curhat2

 

Haiii readers, apa kabar? kembali lagi disesi blog #curhat. I hope you can enjoy reading until the end Yaaa.

    Jadi beberapa bulan kebelakang aku lagi banyak banget spending time sendiri mulai dari kemana-mana, pelajarin sesuatu yang baru yang ga dimengerti karena pengen ngebiasain cari tau dulu sebelum nanya, nyimpen sedih, kesepian, dan semua perasaan amburadul beberapa bulan ini sendiri. Mungkin banyak yang bilang kalau kita yang pada dasarnya punya kepribadian introvert pasti hal tersebut gajadi masalah dong dan tentunya malah lebih enak begitu. Nah, dipoint kali ini kita harus belajar banyak kalau introvet itu terbagi lagi kedalam banyak kepribadian campuran mulai dari gabungan observant, turbulent, dan lain-lain ya. Buat kalian yang belum paham searching dulu deh

    Nah,  buat yang ngerasa punya kepribadian introvert yang ga akut-akut banget pasti terkadang juga pengen punya teman berbagi, teman yang bisa sesekali bisa dibawa kemana-mana. Walau challange nya itu kita terkadang susah buat beradaptasi sama orang baru. Dewasa ini, ada banyak hal yang bikin kita sadar bahwa ga selamanya orang lain ada buat kita dan kita ga boleh memaksakan itu. Karena kitapun kendati nya ga pernah selalu ada buat orang dan urusan kita, masalah kita, dan lain-lain ya tanggung jawab kita.

    Buat kalian yang ngerasa punya sifat perfeksionis, ambis, dan pengen apa-apa tu terarah isitilahnya hobi ngechallange dirilah suka kecapean dan sesak sendiri gasih kalau lagi ngelamun? kayak ngeliat orang distory udah upgrade aja disegala bidang kehidupan dan ngerasa kalau kita masih gini-gini aja. life lesson i ever learned, Kalau kita diumpakan burung dan iri ngeliat ikan yang bisa berenang masuk akal ga? Nah, disitu aku ngerasa mungkin orang secara mental dan kemampuan emang udah seharusnya begitu dan kita gaharus iri. Terlebih  mungkin emang jalannya begitu. Kadang nih ya ada masanya kita gapunya passion sama sekali disuatu bidang yang orang lain berhasil akan itu karena itu emang passion dia terus kita ikut-ikutan tapi malah stress sendiri. ya its does'nt make sense to follow. Udah cukup sampai disitu.

Mungkin kita butuh : Me Time

Kalau difikir-fikir hidup ini punya jalannya masing-masing segala yang terlihat cepat emang belum tentu berhasil dikemudian hari. Tapi kita juga jangan bikin masalah dihidup dan ga usaha sama sekali. Ya tentunya harus ngandalin diri sendiri juga. Hal baru yang aku pelajarin adalah rupanya penting banget ngebangun suasana baru dihidup entah itu ketempat-tempat yang bikin kita nyaman sama diri kita sendiri, nyoba ketakutan yang selama ini ternyata ga semenakutkan itu, dan stop ambis yang nyakitin. Itu bener-bener ngebantu banget. Terkadang kalau ada teman yang curhat aku juga suka bilang sih " Kalau pada dasarnya kita emang perlu masukan dari orang lain, tapi yang bener-bener tau apa yang kita mau itu ya diri kita sendiri" .


Dan terakhir jalanin aja apa yang ada didepan mata dengan sungguh-sungguh ntar percaya deh printilan-printilan yang baru itu ngikut sendiri. Emang manifesting itu hal yang baik tapi masalahnya ya ngapain banyak plan kalau yang didepan mata aja amburadul? Dan stop bikin masalah yang sebenernya tu gamasalah. Maksudnya gimana? Maksudnya adakalanya ada suatu hal yang sebenarnya tu cuman ada difikiran kita doang. Fikiran kita yang terlalu panjang dan bikin kita stress padahal wujud nyata yang kita fikirin itu belum tentu kejadian/ ga seburuk itu. Cuman gede overthingking doang. Karena apa? Masalah alamiah aja kadang tu udah banyak jadi jangan tambah lagi dengan masalah yang kita buat-buat.

" Only we that know, what we want. If what we want doesn't happen, then why? will this world stop? so, try to be relax a bit ;)


New blog in : https://putriswriting.blogspot.com/ 


Thanksss Udah baca blog random ini. Kalau versi kalian buat nyemangatin diri gimana? Share dan jangan lupa berlangganan yaa ❤







Slow Life It's Okay!

  It's been a long longg time!! Well, Ditengah banyaknya kehidupan dewasa yang rumit dan sedikit memeras otak, tenaga, dan juga finansia...